ali.maskur388@gmail.com

Selasa, 29 Desember 2015

REFLEKSI KE-4

RUANG DAN WAKTU
(SEBAGAI SATU KESATUAN ELEMEN PENTING)


Bismillahirrahmanirahiim
Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarokaatuhu

Pertemuan ke-4 ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 29 September 2015, pukul 11.10 WIB s.d 12.50 WIB di ruang 305B gedung lama Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta Prodi S2 Pendidikan Matematika kelas A untuk mata kuliah Filsafat Ilmu dengan dosen pengampu Bpk. Prof. Marsigit, MA. Pada pertemuan kali ini, sistem perkuliahan diawali dengan sistem tanya jawab.
Dalam mengawali kuliah ini, Prof. Marsigit memberikan tes jawab singkat sebagai bentuk bahwa tes bukan hanya untuk menguji pemahaman (aspek kognitif) mahasiswa, melainkan berfungsi juga sebagai mengadakan yang mungkin ada. Artinya perihal yang mungkin ada di dunia ini dapat kita ketahui dari berbagai macam cara, salah satunya ketika diberikan tes jawab singkat tentang filsafat yang meliputi seluruh aspek kehidupan, disini lah letak fungsi tes juga sebagai pemberian informasi, yang mulanya belum tahu menjadi tahu. Tes jawab singkat disini menyinggung bahwa sebijak-bijaknya seseorang ialah yang mampu bertindak sesuai dengan ruang dan waktunya, memaksimalkan dan melaksanakan suatu hal yang sesuai dengan ruang dan waktunya. Disinilah bahwa suatu ruang itu penting ketika adanya waktu, begitupun sebaliknya suatu waktu itu dapat dikatakan penting ketika adanya ruang. Tidak lah mungkin seorang yang melakukan penelitian itu hanya membutuhkan tempat penelitian (ruang) untuk menggapai fakta, tetapi tempat itu dapat dikatakan penting ketika adanya keterangan waktu yang jelas.
Sesi kedua, kuliah ini terbentuk dengan kegiatan tanya jawab dari berbagai mahasiswa penanya. Sebagaimana salah satu pertanyaan yang berbunyi “bagaimana orang yang mencari zat tuhan?  Jadi begini, jika diekstensikan dalam agama-agama seperti agama hindu yang mayoritas berada di Bali menyatakan bahwasanya semua zat adalah sakral, tanpa terkecuali bahkan kentut pun sakral, namun  ini adalah kenyataan yang dijumpai disana. Menurut agama Hindu, semua zat di dalam pengaruh kuasa Tuhan, hal ini sesuai di dalam agama Islam dan bahkan filsafat pun juga demikian. Oleh karenanya, dalam tubuh kita ini adalah zat tuhan, yaitu zat yang mana dalam kuasa Tuhan. Sehingga ketika manusia ingin hidup yang harmoni, maka disesuaikan dengan kodratnya Tuhan. Dalam kehidupan ini ada 2 unsur penting yang berimbang, unsur fatal dan vital, ketika kita hidup hanya pada unsur fatal atau berserah pada nasib/takdir saja tidak akan bisa. Sebaliknya ketika kita hidup hanya pada unsur vital, manusia yang hanya bermodalkan ikhtiar, bekerja tanpa berdoa, maka hidupnya pun tidak akan harmonis, kemiskinan hati yang ia miliki.

Hidup ini tidak terlepas dari 2 unsur fital dan fatal, fital yang sesuai dengan ruang dan waktu, kemudian diimbangi fatal dengan berdoa terkait semua yang telah diikhtiarkan

Wallaahu a’lam bish shoab

0 komentar:

Posting Komentar